Mbah Man
Saat aku berjalan keliling di salah satu desa di dekat Gunung Merapi di Jawa Tengah aku melihat seorang laki laki yang lagi berteduh di bawah pohon kelapa. Sambil mengipasi dirinya dengan kertas lusuh. Orang tersebut sangat tua sekali karena rambut nya yang telah ubanan dan tulang punggungnya sudah tidak lurus lagi. Raut mukanya menunjukkan garis garis ketuaan. Aku tertarik dengan orang itu, kemudian aku menghampiri orang tua tersebut. “Selamat siang Mbah?” “Selamat siang Mas.” “Istirahat Mbah,” sambil kulihat rumput ada dua karung di sebelahnya. “Iya Mas” Aku duduk di sebelahnya sambil memperkenalkan diri. Nama panggilannya Mbah Man cukup singkat. Kesan pertama terhadap Mbah Man ini sangat ramah. Beliau asli orang Jawa hal ini bisa di lihat logat bicaranya . Kami pun duduk sambil berbincang bincang melihat kepul asap Merapi. “Melihat Gunung Merapi , Mas?” tanya Mbah Man “Iya Mbah , kebetulan lewat,” jawabku singkat Aku sengaja duduk dengan Mbah Man ini karena aku tertarik sosok Mbah Man yang sudah tua tetapi masih kuat mencari rumput panjang. Ketika aku tanya Rumput itu untuk apa ternyata untuk makan kuda Cucunya. Jadi saat itu Cucunya adalah seorang Kusir Delman . Mbah Man mempunyai empat Putra tetapi hanya tinggal dua orang, yang dua sudah meninggal dunia. Dia sekarang ikut Cucunya. Walaupun Tua Dia tipe orang yang tidak mau berdiam diri. Selalu membantu Cucunya sekuat tenaga. “Mbah, usianya sekarang berapa?” “Saya tidak tahu, saya sebesar anak itu sambil menunjuk anak SD itu sudah berjuang melawan Belanda.” Di Zaman sekarang jarang sekali di daerah perkotaan menjumpai seorang yang seumuran dengan Mbah Man. Kehidupan di kota memang lain dengan di Pedesaan yang penuh dengan kedamaian dan tidak memburu waktu untuk mengejar target. Namun demikian aku berpikiran walaupun hidup di Perkotaan manusia itu bisa berusaha untuk mendapatkan umur yang panjang asal tahu resepnya. Salah satu tujuan aku mendekati Mbah Man adalah ingin mengetahui resep panjang umurnya Mbah Man. “Mbah Man , awet muda apa resepnya?”tanyaku “Tidak ada resep yang khusus Mas. Hidup ini adalah perjalanan, kalau kita menjalani hidup ini dengan damai, tidak pernah mengeluh dan tidak pernah berbohong , Insya Allah umur kita di panjang kan oleh Yang Maha Hidup.” “Iya Mbah, tapi apakah dengan itu saja kita dapat Hidup lebih panjang Mbah?”tanyaku penasaran “Salah satunya ya. Kalau yang lainnya itu bersifat badani yaitu sering seringlah berjalan kaki Orang sekarang kan suka naik kendaraan jadi hidup seperti itu tidak akan sehat . Kalau Mbah selama ini selalu tidak memakai alas kaki kalau berjalan, kecuali kalau ada undangan tetangga yang mempunyai hajat.”sambil tertawa. Sosok Mbah Man ini sudah jarang di bumi ini seorang yang lugu dan penuh kedamaian. Hari ini aku dapat pelajaran yang tidak kudapat dari bangku sekolah. Pelajaran yang sangat berharga dan Gratis. Catatan: Dialog dengan Mbah Man memakai Bahasa Jawa. |