“Pak ada undangan rapat,”kata Ilyas putra pertama saya ketika hari pertama kenaikan kelas V SD.
“Pak ini juga,”kata Iqbal tak mau kalah , putra kedua menyodorkan kertas yang sama , dia sekarang duduk di kelas 3 SD.
Saya membaca undangan yang di sodorkan Ilyas, hari Selasa jam 10 sampai selesai. Sedangkan kertas Undangan Iqbal hari jum’at. Di kertas undangan itu tertera pembahasan komputerisasi. Saya mulai berpikir SD dan komputerisasi , pasti pembahasan mengenai biaya. Saya memutuskan untuk datang di kelas V saja, karena pertimbangan hari .
Tepat hari Selasa saya datang ke Sekolahan SD putra saya, ruangan kelas V sudah penuh , tetapi bangku depan masih kosong. Hal ini tidak aneh karena kebiasaan dari kita orang Indonesia selalu ingin memberikan kesempatan pada yang lain untuk duduk di depan. Saya hanya tersenyum dalam hati. Tidak terlalu lama saya menunggu sekitar 2 menit acara sudah dimulai.
Kepala Sekolah memaparkan rencana akan komputerisasi, intinya Kepala Sekolah tidak meminta dana untuk membeli komputer karena Komputer telah di suplai oleh donatur. Pembahasan di rapat ini hanya menekankan biaya maintenance dan Pelajaran Komputer. Kemudian disinggung juga bahwa nantinya akan ada Jaringan Internet nya juga di lab . komputer.
Hati saya mulai resah. Internet untuk anak SD . Pemikiran saya adalah Internet adalah jaringan yang sangat luas sekali, bila tidak dipergunakan dengan semestinya akan merusak akhlak dari anak. Bisa dibayangkan jika Anak kita bisa mengetahui kunci dari Internet. Hanya satu kunci dari Internet, yaitu Search angine(mesin pencari) baik dari Google, Yahoo dan lain lain.
Setelah panjang lebar penjelasan Kepala Sekolah, baru dibuka sesi tanya jawab. Para Orang tua intinya setuju semua mengenai komputerisasi di SD dan ada yang dengan penuh antusias sangat mendukung. Saya waktu itu hanya menantikan orang tua murid yang berani mempertanyakan tentang internet. Ternyata sampai sesi terakhir para orang tua murid belum ada yang mempertanyakan itu.
Akhirnya saya bertanya dan berharap kepada kepala sekolah bila memang membuat jaringan Internet agar sekuriti nya diperketat. Kepala Sekolah pun menyanggupi hal itu. Saya merasa lega walaupun tidak 100% lega. Karena saya percaya sekali bahwa lingkungan akan sangat kuat sekali mempengaruhi pribadi anak.
Saya juga dapat informasi dari teman saya bahwa memang sekarang Internet sudah masuk ke SD bahkan bila di kota teman saya itu SD yang sudah maju, tugas sekolah sudah di berikan lewat Internet. Saya hanya dapat geleng geleng kepala. Hebat , technology sudah masuk ke tingkat dasar. Di iklan televisipun ada kata kata “ Kan ada Internet, Pak guru,”kata salah satu siswa SD yang diberi tugas mengumpulkan data untuk tugasnya.
Waktu pulang kerja saya iseng tanya ke Ilyas,
“ Bagaimana pelajaran komputernya?”
“Biasa Pak, pelajaran menulis, membuat bingkai dan lain lain.”
“Oh ya Pak , kemarin si Toni dimarahi Bu Guru ?”
“Lho kenapa?”
“Karena si Toni mencoba membuka situs porno.”
Deg. Jantung saya berdebar. Ini yang saya takutkan, karena sifat manusia paling dalam adalah sifat ingin tahu nya sangat besar sekali. Saya hanya bisa memberitahu si Ilyas bahwa itu perbuatan dosa karena sangat dilarang oleh agama. Seminggu kemudian saya menanyakan tentang perkembangan internet. Dengan lancarnya Ilyas menceritakan kalau dia sudah tahu alamat Naruto dan lain lain. Dia juga bercerita kalau teman-teman nya sudah tidak ada yang berani ke situs dewasa.
Internet akan menjadikan anak anak berpikir sangat kritis dan berpengetahuan sangat luas, tetapi bila internet di salahgunakan dampaknya akan sangat merugikan bagi anak itu sendiri , orang tua dah lingkungan . (Mertoyudan, Magelang 2008) |