Hari pertama saya tiba di kota Magelang langsung mencari kontrakan rumah untuk keluarga. Saya dibantu teman saya yang ada di Magelang mencari kontrakan rumah yang di sesuaikan dengan uang jatah dari perusahaan. Ketika itu saya dapat rumah kontrakan yang lumayan besar . Rumah itu luas tanahnya 120m bangunannya penuh tanpa ada halaman dan bertingkat, letaknya di pojok jalan. Ruangan di dalam rumah tersebut sangat aneh bagi saya. Lantai bawah berisi ruang tamu yang cukup besar , dapur dan ruang makan serta kamar mandi dan ruang garasi mobil padahal kami tidak punya mobil. Sedangkan ruang atas berisi dua ruang yaitu ruang tempat tidur.
Ketika kami pindah ke rumah tersebut Isteri dan dua anak saya waktu itu sangat menyukai karena rumah nya besar. Bila dibandingkan rumah saya yang ada di Sidoarjo. Kami pun sibuk menata ruangan rumah tersebut. Barang yang dibawa dari Sidoarjo otomatis terlalu sedikit bila dibandingkan dengan ruangan yang ada. Dengan ruangan seluas rumah yang kami huni ini rasanya kami menjadi orang okb (orang kaya baru).
Di komplek perumahan yang kami huni ini ada kebiasaan warga jaga malam setiap bulannya. Kebetulan pada hari itu aku kebagian jaga malam. Temanku jaga adalah tetangga lain jalan yaitu Pak Mamad. Beliau adalah purnawirawan dari angkatan darat. Setelah berkenalan mulai Pak Mamad bertanya pada saya.
“Pak Yono, kontrak disitu nggak takut?”
“Memang kenapa Pak?”
“Nggak tahu kalau rumah itu ada hantunya?”
“Ah, masak, Pak. Selama ini saya nggak ada apa apa tuch, Pak.”
“O ya syukuran kalau begitu. Dulu sebelum di tempati Pak Yono, yang tinggal disitu cucunya sakit terus sampai dibawa ke dokter nggak sembuh sembuh. Baru sembuh di sembelihkan ayam kampung yang warna hitam,”cerita Pak Mamad
“Ohh.,”jawabku
"Ketika rumah itu dibangun belakang rumah tersebut kan ada pohon aren Pak. Anehnya pohon itu nggak mau di potong, yang motong pasti sakit. Eh ternyata ada hantunya. Akhirnya sampai di panggilkan orang pintar. Hantu tersebut nggak mau pindah dia malah masuk ke rumah itu. Orang pintarnya sampai kalah. Ya akhirnya dibiarkan sampai sekarang.”
Aku hanya termenung mendengarkan keterangan Pak Mamad. Makanya waktu sholat malam selalu ada angin yang berembus dibelakangku. Tapi aku hanya menganggap angin biasa dan aku beranggapan bahwa semua makhluk ciptaan Allah Swt.
Dua hari lagi teman seperusahaan lain cabang akan datang ke Magelang mereka dari Surabaya . Andi dan Sholeh , Andi adalah seorang yang berperawakan tinggi kecil , sedangkan Sholeh berperawakan gemuk, saya menawarkan tidur di rumah ketika mereka datang . Mereka menyetujui . Rencana mereka 2 hari di kantorku. Dalam rangka sosialisasi program baru. Sengaja aku tidak menceritakan kalau rumahku ada hantunya. Pulang kantor jam 9 malam kami langsung ke rumah. Mereka kecapaian, minta ijin langsung tidur di kamar atas. Sedangkan kami tidur dibawah menggelar kasur. Aku langsung menunjukkan kamar mereka diatas.
“Andi, kamar satu aja disini ngumpul,”ajak sholeh yang ternyata penakut.
“Nggak pa pa satu orang satu kamar. Kami mau tidur di bawah kok.”jawabku
Mimik Sholeh kelihatan ketakutan.
“Baiklah satu kamar aja,”kata Andi
“Disini kok dingin ya?”tanya Andi
“Iya kan di Magelang agak dingin kotanya,”jawabku sekenanya.
“Aku ada di bawah ya, kalau perlu sesuatu,”sambungku.
“Baik. Terima kasih lho Yon.”
Akupun berlalu menuruni tangga. Dibawah isteriku masih melihat televisi. Anak anak sudah tidur. Aku berdoa dalam hati mudah mudahan teman teman tidak di goda. Selama ini keluargaku tidak digoda. Mungkin hantunya tahu kalau keluargaku adalah penghuninya. Itupun kalau memang ada hantunya.
Waktu berlalu. Subuh telah tiba. Aku langsung wudhu dan sholat subuh. Setelah sholat aku naik keatas. Ternyata Andi dan sholeh sudah bangun.
“Bagaimana semalam tidurmu nyenyak?”
“Gila Yon, ada pocongnya di kamar ini. Aku tadi malam melihat dengan jelas sedang, si Sholeh tidur duluan. Tiba tiba pocong itu tidur di tengah tengah antara aku dan sholeh.”
“Yang bener kata sholeh?”mulai ketakutan dilihat dari wajahnya.
“Ini serius. Aku semalam nggak bisa bergerak.sama sekali sampai akhirnya aku bacakan ayat ayat Al-Quran dalam hati.”
“Sssttt jangan keras keras kalau cerita. Nanti kedengaran isteri dan anakku,”kataku pelan.
“Aku semalam ya terasa ada yang nyolek di belakangku. Apakah kamu ndi yg nyolek,”kata Sholeh
“Enggak, aku semalam nggak bisa gerak kok.”
“Sudah ah jangan cerita itu lagi, sholat subuh sana,”kataku mengalihkan pembicaraan.
Ternyata memang benar ada hantunya rumah ini. Dia akan muncul pada orang orang yang baru dikenalnya. Aku hanya tersenyum melihat mimik dari Sholeh yang sangat ketakutan.
“Ayo makan pagi. Sudah di siapkan isteriku lo.”
“Wah repot repot aja Yon.”
“Nggak cuman nasi pecel biasa Jawa Timuran .”
“Pak Andi dan Pak Sholeh rencana dua hari ya disini,”kata isteriku.
“Oh iya Bu.”
“Nginap disini aja, tinggal sehari lagi kan.”
“Nanti rencana kami nginap di hotel Bu,”sahut Sholeh cepat cepat.
“Disini aja. Daripada buang uang untuk hotel kan lebih baik jatahnya untuk Pak Andi dan Pak Sholeh.”sahut Isteriku.
“Iya Leh,”timpal Andi menggoda.
“Iya nggak pa pa kok nginap disini kurang satu hari besok aja,”kataku
“Hmmm , nggak dech Yon. Aku kepingin merasakan hotel di Magelang sini,”sanggah Sholeh.
“Ya sudah kalau begitu nanti kita langsung cari hotel aja ,”kataku sambil meredakan suasana. Karena aku takut kalau Sholeh membuka cerita hantu yang ada di rumah.
Setiap rumah memang ada penghuni gaibnya. Yang perlu kita perhatikan adalah tingkat ibadah kita kepada Yang Maha Kuasa menurut agama kita masing masing. Semakin tinggi pendekatan kita kepada Sang Pencipta maka semakin kecil ada gangguan dari hal hal yang gaib.(Magelang 2007) |
wah...seru juga ceritanya :-)
mirip dg rumah saya di bdg, ada yg 'menghuni' juga...tapi tidak pernah mengganggu, ke tamu sekalipun :)
mungkin rumah mas Yono bisa dijadikan lokasi syuting Pocong 4, hihihi.. ;-)