Saya teringat ketika saya dipanggil untuk membantu kerusakan alat di salah satu Restoran semacam MD yang menjual paket khusus ayam. Saat itu saya berada sisi lain dari Resto tersebut. Maksudnya saya bekerja di bagian lain yang tidak berhubungan langsung dengan pelayan terhadap cutomer dan posisi saya berada di belakang. Setiap hari selalu ada teriakan “Guest Coming” selalu menggema dari depan counter. Dengan menggemanya teriakan itu senyum selalu di kulum salah satu karyawan yang berada di belakang.
“Kenapa kok selalu tersenyum Mas?”tanyaku ingin tahu
“Ya dengan teriakan itu berarti penjualan kita lancar, Pak. Dengan penjualan lancar kan kita tidak akan ter PHK, Pak.”
“Guest Coming” (GC) ternyata adalah isyarat penjaga counter depan untuk memberitahukan karyawan yang ada di belakang siap siap untuk menyiapkan makanan yang di pesan. Setelah teriakan GC tadi pasti akan ada teriakan susulan yaitu menu pesanan yang akan di beli customer. Mereka semua berpakaian rapi, dan selalu siap bila ada teriakan tersebut. Semakin banyak teriakan GC maka semakin ramai Resto tersebut.
Bila Siang hari mereka tidak akan sempat duduk karena customer akan berduyun duyun datang untuk menikmati makanan yang siap saji. Makanan khas dari Resto tersebut adalah Ayam Goreng. Saya waktu itu sempat bertanya apakah para karyawan disini bisa menikmati makanan yang di jual .
Ketika waktu istirahat karyawan di resto itu telah tiba, karena keadaan di depan sangat ramai maka karyawan di perbolehkan makan bergantian. Jadi bila yang satu sudah makan maka akan langsung bertugas menggantikan rekannya yang belum makan. Begitu seterusnya sampai mereka makan semua.
Saya tertarik pada salah satu karyawan yang suka senyum ketika ada petugas Counter meneriakkan GC tadi. Saat Karyawan tersebut makan saya sengaja mengintip karyawan itu makan. Ternyata di Resto tersebut Karyawan dapat jatah makan ayam goreng. Karyawan tersebut dengan ringannya membuka kotak yang di bawanya. Isi kotak tersebut adalah Nasi dan Tempe. Padahal semua karyawan yang sudah makan menikmati sekali makanan ayam tersebut. Tetapi karyawan yang satu ini, Ayam dan nasi yang telah tersedia tidak di makan .Saat itu saya pun iseng bertanya.
“Lho Mas kenapa tidak makan Nasi dan Ayam yang telah di sediakan?”
“Ehm nanti,. Pak.”
“Kan rugi nanti kalau nggak dimakan Mas,”pancingku.
“Ehm saya bawa pulang, Pak. Kasihan Ibu dan adik saya.”
Dengan jawaban itu saya jadi malu sendiri. Begitu nikmatnya Karyawan itu makan nasi dan tempe bawaan dari rumah tanpa menghiraukan ayam yang ada di hadapannya. Dan Dia selalu memikirkan GC untuk masa depannya, dibuktikan dengan senyumannya. Ternyata masih banyak orang yang masih bisa berbagi kenikmatan dengan Perusahaan dan keluarga di rumah. (Mgl, 2006)